BANYUWANGI – Perairan di Genteng telah terkontaminasi mikroplastik, memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat dan lingkungan.

Sebagai respons terhadap situasi ini, sekelompok pelajar dari SMA NU dan SMP Bustanul Makmur Genteng mengambil langkah inovatif dengan menjadi “Detektif Sungai” untuk memantau dan melaporkan kondisi sungai mereka.

Tim Detektif Sungai yang terdiri dari pelajar-pelajar SMP dan SMA di Gentengpun melakukan pemantauan kesehatan sungai di Kecamatan Genteng Kabupaten Banyuwangi.

Serangkaian kegiatan mereka lakukan, seperti pengambilan sampel air untuk identifikasi mikroplastik dan biotilik (pemantauan kualitas air menggunakan indikator biota).

Mereka bekerja sama dengan para ahli lingkungan dari Yayasan Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton Foundation) untuk mengidentifikasi dan mengukur tingkat kontaminasi mikroplastik di perairan Genteng.

Hasilnya, tim menemukan adanya kontaminasi partikel mikroplastik di ekosistem sungai dekat sekolah mulai dari partikel fiber, fragmen dan filamen.

Partikel tersebut berasal dari plastik-plastik sekali pakai termasuk kresek, botol plastik, dan sedotan.

Berdasarkan hasil pengamatan biotilik, mendapatkan skor 2,25 artinya tercemar sedang karena ditemukan makroinvertebrata indikator yang didominasi famili Corixidae.

Aura Joshin, salah satu tim Detektif Sungai dari SMP Bustanul Makmur Genteng mengaku terkejut dengan hasil yang ia temukan.

“Sungai kami sedang sakit. Mikroplastik ada di mana-mana, bahkan di tempat-tempat yang tidak kami duga,” katanya

“Kami merasa perlu untuk mengambil tindakan nyata demi masa depan lingkungan kita,” lanjut Aura sapaan akrabnya.

Detektif Sungai adalah program yang diinisiasi oleh Ecoton bekerjasama dengan Grab yang melibatkan pelajar sebagai pemimpin untuk memantau dan melaporkan kondisi sungai lokal mereka.

Melalui pengambilan sampel dan analisis, mereka berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat dan melindungi lingkungan dari berbagai bentuk polusi, termasuk mikroplastik.

Sementara itu, proyek ini tidak hanya bertujuan untuk mengidentifikasi masalah, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya mikroplastik.

Para pelajar ini telah diberi pembekalan tentang bahaya plastik sekali pakai, dan menumbuhkan rasa kesadaran untuk menjadi duta Zero Waste di lingkungan sekolah.

Dukungan dari para pakar dan keterlibatan guru juga turut berperan dalam keberhasilan proyek ini. Mereka menyediakan sumber daya dan komitmen sekolah untuk mendukung dan bertransformasi menjadi sekolah penggerak zero waste.

Abdul Malik, Kepala Sekolah SMA NU Genteng bangga dengan inisiatif yang diambil oleh para pelajar ini. Mereka menunjukkan bahwa generasi muda dapat menjadi agen perubahan yang signifikan dalam upaya melindungi lingkungan.

“Kami ingin pelajar terus aktif dalam kegiatan monitoring kesehatan lingkungan ini secara berkelanjutan,” ujarnya.

Sementara Alaika Rahmatullah, manajer divisi edukasi Ecoton berharap mlalui upaya keras dan dedikasi mereka, para Detektif Sungai di Genteng berharap dapat menginspirasi pelajar di daerah lain untuk mengambil tindakan serupa dalam menjaga dan melindungi lingkungan mereka dari ancaman mikroplastik.

“Kami ingin sekolah-sekolah di Banyuwangi juga ikut serta menerapkan konsep Zero Waste sebagai tindakan preventif dan mitigasi bencana ekologis akibat pencemaran mikroplastik,” tutupnya.

Sumber : surabaya.inews.id

 

Polresta Banyuwangi, Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Nanang Haryono, Banyuwangi, Jawa Timur, Polda Jatim, Polres Banyuwangi, Resta Banyuwangi, Kepolisian Resor Kota Banyuwangi, Polisi Resor Kota Banyuwangi, Polisi Banyuwangi, Kota Banyuwangi, Pemkab Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi, Nanang Haryono