SEMARANG – Viral oknum mahasiswi di Semarang, Jawa Tengah diduga telah melakukan penipuan donasi dengan modus mencari simpati.

Belakangan terungkap jika uang hasil donasi dari warganet sebesar Rp 40 juta digunakan untuk gaya hedon.

Mahasiswi tersebut diketahui bernama Puji Citra Pertiwi alias PCP.

PCP ramai diperbincangkan di akun media sosial X usai sempat curhat sedih tak bisa membayar uang kuliah tunggal (UKT) lantaran ayahnya tertipu rekan bisnis.

Diketahui, PCP merupakan mahasiswi tingkat akhir di Semarang, Jawa Tengah.

Ia menempuh pendidikan jurusan Teknik Lingkungan.

Menilik akun Linkedinnya, PCP juga tergabung dalam aktif di organisasi kampus.

Namun kuliahnya diduga sempat terhenti lantaran tidak lagi mampu membayar uang kuliah tunggal (UKT) untuk semester 7.

Sosok Puji yang disebut sebagai mahasiswi Undip viral di media sosial twitter atau X. Ia disebut menjual kisah sedih untuk menggalang donasi.

Hingga akhirnya dirinya menerima donasi bantuan untuk melanjutkan pendidikannya.

Belakangan terungkap di balik kisah sedihnya, PCP diduga melakukan penipuan.

Beredar foto PCP foya-foya memamerkan gaya hidup hedon kerap staycation hingga meminum-minuman.

PCP juga diketahui pergi ke Jakarta menggunakan pesawat.

“uang hasil bantuan dari netizen X dipakai dugem, stay cation, fancy dinner, dll,” unggahan akun @perfan***.

Padahal sebelumnya, ia curhat mengaku tak bisa membayar UKT lantaran ayahnya kena tipu rekan kerja.

Curhatan itu berawal ia sampaikannya dari akun @Filosiofi di Komunitas MARAH MARAH di media sosial X pada (29/8/2024) lalu.

“Bapak gue kena tipu rekan bisnisnya, gapernah nyangka abis solat subuh bakal dapet pesan kaya gini…biggest heartbreak JAHAT BANGET YANG NIPU BAPAK GUE.

Gue udah 133 sks tapi akhirnya gabis lanjut kuliah. GUE DENDAM SAMA LO..CITA CITA GUE ILANG,” tulis akun @filosio** milik mahasiswa itu.

Ia juga memberikan tangkap layar percakapan dengan orang tua melalui aplikasi perpesanan.

“Bpk juga mau bilang, maaf ya Ji bpk sama ibu tdk bisa usahakn pembayaran UKT semester 7 dan kamu tdk bs lanjut kuliah.”

Untuk membantu meringankan beban orang tua, PCP mengaku sampai harus bekerja paruh waktu.

Bahkan, ia sudah ikhlas jika tak bisa membayar UKT demi membantu orang tuanya.

“Aku sudah mencoba ikhlas temen2 gapapa makasih ya kelimat baik dan penyemangatnya semoga hal gal baik terjadi buat kalian semua,” tulisnya lagi.

Unggahan PCP ini pun langsung mendapat banyak simpati dari warganet.

Tak sedikit netizen yang tergerak untuk melakukan donasi untuk meringankan beban PCP.

Bahkan, donasi tersebut berhasil terkumpul hingga lebih dari Rp 40 juta.

Belakangan, banyak warganet yang menemukan kejanggalan dari kisah sedih PCP.

Hingga akhirnya akun @schwxxn mengungkapkan jika dirinya menjadi korban PCP.

“Kalian ada yang inget thread viral di komun marah2 soal anak gabisa bayar UKT? Well guys, aku kena nih. Jadi izinin aku cerita kronologi kejaian karena ini ternyata BANYAK YANG KENA JEBAK SAMPAI TOTAL PULUHAN JUTA,” tulisnya.

Akun tersebut memperlihatkan isi chat PCP yang memelas meminta bantuan dengan alasan HP-nya hilang dan aksesnya diblokir di kampus lantaran tidak bisa membayar UKT.

Pemilik akun lantas mengirimkan belasan juta kepada mahasiswi tersebut.

“19, 26, 27, 28 Agustus 2024.

PCP ini ngga ada kabar soal bayar yg 500rb itu dan aku coba hubungi dia kembali. Tgl 26 no response, tgl 27 aku chat lagi dan aku mulai curiga.

Di situ aku coba search nama dia sekali lagi di X, dan aku nemu twit soal PCP nyuri gelang emas,” katanya.

Hingga akhirnya terungkap jika banyak yang menjadi korban PCP.

Bahkan banyak yang menyebut jika mahasiswi tersebut kerap membuat banyak masalah di kampus.

“27 Agustus 2024.

Aku hubungi kakak yg ngetwit soal gelang emas, kita sebut Kak L, dan aku dpt cerita ternyata:

1. PCP ini banyak kasusnya di kampus, KKN, kost, yg semua berkaitan dgn uang/barang yg dicuri, tbtb hilang, dll.

2. Dia bohong udh wisuda padahal blm beres.” tulisnya.

Selain itu, kebohongan PCP soal HP hilang maupun diusir dari kosnya pun terkuak.

PCP diduga kerap foya-foya menggunakan uang donasi hasil penipuannya.

“Pertama ketemu PCP, aku minta uang 500rb aku balik. Dia transfer. Aku tanya, “hp s*msung A05 yang di-ss ke aku itu mana?” Ga ada. Bahkan hp lamanya ip7 pun msh dipegangnya. Banyak kali alasan PCP ini blg ada keperluan mendadak padahal pertengahan Agustus dia staycay di jkt.,” ujarnya.

Sejumlah akun pun mengungkap bahwa mahasiswa PCP sebenarnya penipu dengan kedok curhat sedih tidak bisa membayar UKT.

“part 2 nangkep puji, kali isinya ngangong doang krna diluar prediksi gw bakal nemu bukti transaksi masuk di rekeningnya dia lebih 40jt hasil dr dia nipu orang2 ga bisa bayar ukt, dzolim bgt lu puji, hidup lu ga prnh tenang.” penjelasan di akun @ppxala.

Selain itu, uang hasil donasi dari warganet yang harusnya untuk membayar UKT malah digunakan PCP untuk membeli iPhone 13.

Selain menyelewengkan dana donasi, PCP juga pura-pura sudah wisuda.

Ternyata, PCP juga disebut telah mencuri ijazah milik mahasiswi lain.

“DEMI ALLAH DEMI RASULULLAH, DI WISUDA UNDIP 175 TGL 30 AGUSTUS, IJAZAH AKU DICURI SAMA YANG NAMANYA PUJI (info dari panitia wisuda).

PAS AKU DATENG TIBA TIBA MAU AMBIL IJAZAH, NAMAKU UDAH ADA YANG TTD. AKU SAMPE GABISA MASUK KE DALEM KARENA IJAZAHKU DICURI.

Pas di lantai 2 mau masuk, ada pendataan kan untuk ambil ijazah. Tiba-tiba pas mau TTD tuh namaku udah ada yang TTD. Aku kaget. TTD ku sama sekali gak kayak gitu

Shock berat? Pastinya.

Nangis? Iyalah. Siapa yang gak panik?!

Cuma bisa ngasih tau papa yg udah di dalem,” tulis akun X @obliviown.

Namun hingga kini belum diketahui kelanjutan dari kasus ini.

Sementara sejumlah korban mengaku sudah berhasil menangkap PCP.

sumber:  TribunJateng.com

 

Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, AKBP Suryadi, Kombes Pol Ari Wibowo, Kompol Muhammad Fachrur Rozi, AKBP Wahyu Nugroho Setyawan, Kepolisian Daerah Jateng, Polisi Jateng, Polri, Polisi Indonesia, Artanto, Ribut Hari Wibowo