SEMARANG – Sebuah misteri dibalik pembunuhan sosok diduga kunci kasus korupsi Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang, Iwan Boedi, semakin menarik dengan menggabungkan fakta didapatkan dari beberapa sumber. Termasuk dari Komite Penyelidikan dan Pemberantasan Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KP2KKN) Jawa Tengah yang juga ikut melakukan penyelidikan adanya keterkaitan kasus korupsi terbongkar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Juni 2024, dan tewasnya Iwan Boedi.

Sekretaris KP2KKN Jawa Tengah, Ronny Maryanto mengungkapkan pihaknya berharap KPK dapat mendalami kasus sampai dengan penyelidikan atau bisa juga membentuk tim investigasi di dalamnya berisikan kepolisian. Meski dua kasus ini belum pasti berhubungan, KPK bisa melibatkan orang-orang kunci diduga tahu persis.

“Kami berharap KPK untuk mendalami hal tersebut. Sebelum hilang, Iwan Boedi berencana mengisi Kabid 2 Bapenda (Badan Pendapatan Daerah-red). Namun, akhirnya ditemukan jenazahnya di Marina,” kata Ronny, dihubungi, Rabu (14/08).

Terkait hal ini pun, Ronny mengaku, pihaknya memiliki dasar, didapatkan dari penyelidikan berbagai sumber, dan hasilnya adalah dugaan posisi Iwan nantinya cukup strategis. Sehingga, Iwan akhirnya tewas dibunuh sebelum memberikan kesaksian.

“Terutama pada klaster pendapatan daerah yang juga menjadi object penyidikan KPK. Posisi almarhum di Bapenda akan strategis. Sehingga karena takut kasus terbongkar, ada pihak tertentu memilih itu,” terang Ronny bersaksi.

Kesimpulan dari kasus ini kematian Iwan diduga berkaitan satu informasi kasus korupsi yang beliau ketahui.

 

Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, AKBP Suryadi, Kombes Pol Ari Wibowo, AKBP Wahyu Nugroho Setyawan, Kepolisian Daerah Jateng, Polisi Jateng, Polri, Polisi Indonesia, Artanto, Ribut Hari Wibowo