Semarang – Nasib apes dialami SR, 65, warga Jalan Tusam Raya, Kecamatan Banyumanik Semarang.

Emak-emak tersebut menjadi korban komplotan kejahatan dengan modus diduga gendam.

Akibat kejadian ini, harta benda milik SR raib, dengan total kerugian mencapai sekitaran Rp 200 juta.

Jumlah kerugian tersebut uang yang ada dalam deposito dan berupa puluhan gram perhiasan emas.

“Kalo untuk emas kira-kira 50 gram sama deposito Rp 150 juta hilang. Ya kalau digabung sekitar Rp 200an jutaan,” ungkap putri korban, Anna Silvanita, kepada Jawa Pos Radar Semarang, Senin (8/7/2024).

Sedangkan komplotan berjumlah empat orang, dengan mengendarai mobil. Bahkan, mereka dari komplotan ini juga ada yang mengaku Warga Negara Asing (WNA). Kemudian, ada juga yang mengaku bekerja di perbankan di Banyumanik.

“Jumlah pelaku di dalam mobil 4 orang, tiga laki-laki dan satu orang perempuan. Untuk WNA ngakunya bernama Charles. Perempuan berhijab ngaku bernama Dewi, dan bapak-bapak ngakunya pimpinan BRI, ngaku namanya Pak Agus,” jelasnya.

Terkait kronologis kejadian ini, Anna menjelaskan peristiwa yang dialami ibunya ini terjadi Rabu (3/7/2024) sekitar pukul 09.00.

Kejadian bermula saat SR keluar rumah hendak ke pasar membeli kebutuhan rumah tangga. Kemudian, didatangi seseorang tak dikenal yang turun dari mobil pribadi.

“Awalnya ibuku mau ke pasar, lagi jalan keluar gang. Sampai perempatan Jalan Cemara didatangi cowok ngakunya WNA, katanya nawarin mau donasi di gereja-gereja, tapi ngakunya dia cuma punya dolar,” bebernya.

Selang tidak berapa lama, datang seorang perempuan dan laki-laki dan ikut nimbrung ngobrol.

Di lokasi tersebut, kedatangan pasangan ini berpura-pura tidak kenal dengan pria yang mengaku sebagai WNA.

“Pas ngobrol-ngobrol, datang seorang perempuan berjilbab sama laki, langsung nimbrung tanya-tanya. Si perempuan nawarin mau bantuin, dan kebetulan dia datang sama laki-laki ngakunya pimpinan unit BRI Banyumanik,” jelasnya.

Selain itu, perempuan ini juga mengaku bisa memberikan uang deposito kepada WNA tersebut, dengan dalih memancing korban.

Kemudian, juga menunjukan perhiasan emas kepada korban supaya tergiur membantu pria WNA, yang dijanjikan akan diganti uang dollar.

“Si Bapak Pimpinan ini mau cairin dolar dan ngakunya hanya bisa 12 juta. Karena kurang cewek ini nawarin punya Rp 50 juta sama emas yang dibawa, ya ditunjukin sama ibuku juga itu semua,” katanya.

Korban yang tak menaruh curiga, mengiyakan komplotan ini mengajak menuju rumahnya. Sesampainya di rumah, perempuan tersebut juga terus membujuk rayu, dan menanyakan kepemilikan harta korban.

“Kemudian ibuku deposito juga buat mencairkan. Pikirnya nanti bisa diganti uang Dolar, terus diajak pulang ke rumah. Ketika di rumah, perempuan ini juga, bilang, ada sekalian emas ndak. Ibu juga ngasih satu box emas (50 gram) ,” ujarnya.

Setelah perhiasan dalam genggaman komplotan ini, kemudian korban diajak naik ke dalam mobil menuju BRI Banyumanik untuk pencairan deposito uang korban. Namun anehnya, mobil tersebut tidak diparkir dekat Kantor Bank BRI.

“Tapi mobil ini gak parkir depan BRI, tapi sebelumnya BRI, rada kejauhan gitu. Setelah itu dibawa ke BRI UNDIP untuk pengambilan Rp 50 juta, terus ke Ahmada Yani pengambilan lagi Rp 100 juta. Selama dalam mobil, ibuk duduk ditengah diapit Bu Dewi dan Pak Carles,” bebernya.

Selama pencairan di dalam Bank, korban juga didampingi komplotan ini. Setelah uang Rp 150 juta ditangan komplotan ini, korban kemudian dibawa ke swalayan ADA Banyumanik.

Namun, komplotan ini berpencar dan kemudian kabur. Korban ditinggal sendirian di swalayan tersebut.

“Jadi baru sadar itu waktu di ADA setelah bayar buah, kemudian keluar untuk cari Bu Dewi dan mobil yang dipakai. Lalu dicari ke ATM ga ada, kemudian dicari mobil yg dipake tadi juga ga ada. Disitu ibuk lalu sadar kalo ternyata sudah kena tipu,” katanya.

Kemudian, korban menghubungi keluarganya. Merasa tidak terima atas kejadian ini, korban melaporkan kejadian tersebut ke kepolisian, pada esok harinya Kamis (4/7/2024).

Anna juga mengaku, pihak anggota kepolisian juga telah mendatangi rumahnya guna bahan penyelidikan lebih lanjut.

sumber: radarsemarang

 

Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Satake Bayu, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, Kombes Pol Nanang Haryono, AKBP Suryadi, Kepolisian Daerah Jateng, Polisi Jateng, Polri, Polisi Indonesia