News
Cegah Pelecehan Seksual, Polda Jateng Sosialisasi ke Ponpes
BATANG, Jateng – Polda Jateng prihatin atas terjadinya pelecehan seksual yang belakangan marak terjadi di Kabupaten Batang. Selanjutnya Polda Jawa Tengah mengambil langkah serius guna melakukan pencegahan.
Ditintelkam Polda Jateng menggandeng instansi terkait, menggelar sosialisasi perlindungan anak dari pelecehan seksual, di Ponpes Darul Ulum Desa Tragung, Kecamatan Kaandeman, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Kamis 256 Mei 2023.
Selain pelecehan seksual, kerja sama dengan pihak terkait kali ini juga mengangkat tema cegah tangkal paham radikalisme dan intoleransi di lingkungan pondok pesantren.
Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Bakesbangpol Dr Agung Wisnu Barata, S.Sos.,M.M, Kabid Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kab. Batang, dr Utariyah Budiastuti. Ikut menyampaikan gagasannya, yaitu Pengasuh Ponpes Darul Ulum, K.H Zaenul Iroqi, dan LSM Pelangi Nusa/KPAI Batang, Anung Sujatmiko.
Kegiatan tersebut mendapat apresiasi dari Pengasuh Ponpes Darul Ulum, KH Zaenul Irooqi, mengingat akhir – akhir ini di wilayah Kabupaten Batang semakin kerap terjadi kasus pelecehan seksual. Bahkan sering terjadi di lembaga pendidikan, termasuk di pondok pesantren.
“Kita ini benar-benar tidak habis pikir, kenapa pondok pesantren justru menjadi tempat bermaksiat. Padahal kita tahu, bahwa kedudukan ponpes yaitu sebagai benteng terakhirnya pendidikan. Mari kita berfikir, jika ponpes saja sering untuk maksiat, lalu bagaimana dengan lembaga pendidikan yang lain? Apakah ini tanda tanda kiamat ? kita tidak tahu,”ungkap K H Zaenul Iroq.
Ketua Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Batang itu juga menandaskan, bahwa orangtua memondokkan anak, salah satu tujuannya yaitu agar anak tersebut kelak menjadi orang soleh atau solehah. Orangtuanya pasti berharap, agar anaknya yg menimba ilmu di pesantren itu merasa nyaman, aman, dan selamat.
Sementara itu, Kepala Bidang DP3AP2KB Batang, dr Utariyah Budiastuti menyebut, sebagaimana tercantum dalam Undang -Undang Nomor 35 tahun 2014, bahwa yang disebut Perlindungan Anak adalah anak atau seseorang yang belum berusia 18 tahun. Termasuk dalam hal ini, adalah anak yang masih dalam kandungan.
“Kekerasan seksual anak adalah segala macam perilaku seksual terhadap seseorang yang berusia kurang dari 18 tahun. Kekerasan seksual dapat menimpa anak laki-laki maupun perempuan. Kekerasan seksual bisa terjadi di rumah, di sekolah, bahkan di bus, di mal, pantai, toilet, dan lain- lain,” papar dr Utariyah Budiastuti.
“Di mana pun bisa terjadi. Baik tempat yang ramai, maupun yang sepi. Kekerasan seksual lebih banyak terjadi di tempat tertutup. Oleh karena itu, saya benar-benar mengajak para santri dan santriwati untuk menangkal kekerasan seksual. Ingat, tubuhmu adalah milikmu, maka jagalah. Bentuk dan rupa tubuhmu adalah anugrah, maka syukurilah”, tambahnya.
sumber: beritasatu
Polda Jateng, Jateng, Polrestabes Semarang, Polres Rembang, Polres Sukoharjo, Polres Pati, Polres Batang, Polres Humbahas, Polda Sumut, Kapolres Sukoharjo, AKBP SIGIT, AKBP Hary Ardianto, Polres Banjarnegara
-
Kriminalitas1 minggu ago
Tanggapi Kasus Pelecehan Biduan di Kedawung, Seniman Sragen Berkumpul
-
Kriminalitas2 bulan ago
Sosok 3 Pelaku Pembobol 26 Kios Es Teh Jumbo Semarang Ternyata Masih ABG
-
Kriminalitas2 bulan ago
3 ABG Pelaku Pembobol 26 Kios Es Teh Jumbo Semarang
-
Breaking News2 bulan ago
Bus PO Haryanto Tabrak Pajero di Tol Batang, Begini Kronologinya
-
News3 bulan ago
Ini Sosok Perusak Mobil di Gedung Pandanaran Semarang, Rekaman CCTV: Wanita Berpakaian Serba Merah
-
Kriminalitas3 bulan ago
Polri dan PSSI Teken MoU demi Iklim Sepakbola Lebih Baik
-
Nasional3 bulan ago
Polda Jateng Buat 2 Skenario Antisipasi Kepadatan Kendaraan di H-2 Natal
-
Nasional3 bulan ago
Polda Jateng Siapkan Skema Antisipasi Kemacetan Lalu Lintas Saat Libur Nataru