Connect with us

Nasional

Pemkot Semarang Bersinergi dengan TNI Tanam Jagung

Published

on

SEMARANG – Sinergi antara Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang dengan TNI yakni Kodam IV/Diponegoro untuk menyejahterakan masyarakat terutama petani ditandai dengan panen raya jagung di lahan milik Kodam IV/Diponegoro. Kegiatan ini sekaligus peluncuran Badan Usaha Milik Petani (BUMP).

Kasdam IV/Diponegoro Brigjen TNI Deddy Suryadi, S.I.P. mengatakan kegiatan tersebut masuk dalam program nasional yang sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk bisa memanfaatkan lahan kosong maupun lahan tidur agar menjadi lahan produktif.

Di Kota Semarang, lahan yang dimanfaatkan berada di lahan milik TNI tepatnya di Kecamatan Tembalang. Lahan seluas 10 hektar tersebut sejak bulan September 2022 sudah ditanami jagung. Pada saat panen raya kali ini diperoleh sebanyak 40 ton jagung.

“Kami lakukan program ini diseluruh Jawa Tengah dan tanamannya bervariasi mulai jagung, beras, hingga alpokat. Intinya lahan harus bermanfaat dan bernilai daya guna untuk masyarakat,” kata Suryadi, Kamis (26/1).

Hasil panen tersebut langsung dijual kepada ID food merupakan Perusahan BUMN bergerak di bidang pangan. Suryadi mengatakan dengan langsung dijual hasil panen tersebut maka petani bisa langsung merasakan hasil jerih payah selama ini.

Plt Wali Kota Semarang, Hevearita G. Rahayu mengatakan, petani akan diuntungkan karena dijual dengan harga bagus. Selain dijual untuk perusahaan BUMN, sebagian hasil panen juga dijual ke BUMP baru saja diluncurkan.

“Jadi jangan sampai kita malah kekurangan karena semuanya dijual keluar. Kebutuhan di Semarang juga harus dipenuhi. Harapannya melalui BUMP ini nanti bisa memenuhi yang ada di Semarang,” jelas Ita, sapaan akrabnya.

Ita mengharapkan, kehadiran BUMP akan bisa memutus mata rantai distribusi panjang membuat harga tingkat petani jadi rendah. Ia berharap BUMP ini bisa bekerjasama dengan Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) di kabupaten tetangga seperti Demak, Kendal dan Grobogan.

BUMP, lanjut Ita, diharapkan juga bisa berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan nasional seperti ID food. Ita menyebut, kebutuhan akan jagung sendiri untuk ID food mencapai 400 ribu ton. Jika dalam sekali panen saja BUMP bisa menjual 40 ton maka kesejahteraan petani akan semakin terangkat.

Di Kota Semarang, kata dia, memiliki lahan kosong produktif seluas 30 ribu hektar dan lahan sawah Lestari seluas 2.000 hektar. Lahan tersebut saat ini masih dikelola oleh Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD).

Dia meminta kepada BPKAD untuk menyerahkan aset lahan tersebut kepada Dinas Pertanian (Dispertan) Kota Semarang agar bisa dikelola guna menyejahterakan petani di kota ini.

“Saya minta ke BPKAD jika ada tanah yang tidak bermanfaat maka bisa diserahkan ke Dispertan. Lalu nanti bisa dimanfaatkan atau ditanami dengan pola bagi hasil dengan para petani karena jika dengan model sewa langsung ke BPKAD maka petani tidak akan mampu,” tegas dia.

sumber: rmoljateng.id

#Polda Jateng, #Jateng, #Jawa Tengah, #Humas Polri, #Polrestabes Semarang, #Polres Rembang, #Polres Demak, #Polres Banjarnegara, #Polres Semarang, #Polres Pangandaran, #Polres Mempawah, #Polres Batang, #Pemkab Banjarnegara, #Kabupaten Banjarnegara, #Banjarnegara, #Polda Jateng, #Polda Kalbar, #Hendri Yulianto, #Budi Adhy Buono, #Irwan Anwar, #Dandy Ario Yustiawan, #Kapolres Sintang, #AKBP Tommy Ferdian

Terpopuler