Connect with us

Nasional

Demak Hasilkan 6,6 Ton Sorgum per Hektar

Published

on

DEMAK – Sorgum atau cantel merupakan tanaman serbaguna yang dapat digunakan sebagai sumber pangan, pakan ternak dan bahan baku industri.

Tanaman yang termasuk ke dalam biji-bijian sereal ini, kaya akan nutrisi. Adapun kandungun nutrisi yang terdapat dalam sorgum diantaranya kalori,protein,lemak,karbohidrat,vitamin,tembaga,besi,magnesium,kalium dan fosfor.

Banyak petani di Indonesia, termasuk Demak yang gemar menanam sorgum karena tanaman ini mampu beradaptasi pada lingkungan yang kering, panas, dan berbagai kondisi tanah.

Bahkan Kabupaten Demak merupakan salah satu sentra budidaya sorgum terbesar di Indonesia, setelah Nusa Tenggara Timur.

Pada tahun 2022, hasil budidaya sorgum di Kabupaten Demak mencapai 6,6 ton per hektarnya.

“Tahun ini Demak mendapatkan hasil luar biasa, 6,6 ton per hektare. Itu baru awal, kita masih susah air irigasi,” kata Agus Herawan Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak.

Sorgum merupakan tanaman yang unik, karena akar, batang, buah, dan biji semuanya bernilai jual. Manfaatnya sangat beragam, bisa dijadikan aneka kuliner, kerajinan, dan bio ethanol.

Biji sorgum yang memiliki bentuk seperti jagung ini juga bisa diolah menjadi sereal, bubur, tepung, roti, kue, dan sirup.

Ada orang yang memilih sorgum sebagai makanan pokok untuk diet karena tinggi serat dan memiliki kandungan berupa tambahan nutrisi yang tidak terdapat pada sumber karbohidrat biasa.

“Tanaman ini memang di gadang menggantikan gandum yang mahal dan langka. Buah sorgum di giling, tepungnya sama persis dengan gandum atau terigu. Rasanya ada sensasi kenyal yang beda,” ujarnya.

Menurut Agus, Indonesia sendiri adalah salah satu negara  pengimpor gandum terbesar  dunia dengan rata-rata volume import gandum  8,3 juta/tahun dengan nilai USD 2,4 miliar/tahun impor gandum dari Ukraina (produsen gandum terbesar dunia) tetapi terganggu oleh invasi  Rusia oleh karena itu Pemerintah RI mulai melirik sorgum sebagai pengganti gandum.

“Beralihnya ke sorgum sebagai pangan alternatif, merupakan hasil diversifikasi beras dan  gandum, selain itu  sorgum tumbuh dengan baik di  lahan kering dan gersang, dan tentu saja biaya budidaya sorgum relatif  murah, karena tidak perlu input  tambahan pupuk dan pestisida,”ujarnya.

“Selain itu sorgum memiliki kandungan gizi  yang cukup, sehingga dijuluki ‘the  superfood’, bahkan semua bagian tubuh  sorgum dimanfaatkan (aneka olahan pangan, pakan, energi),” imbuh Agus.

Menurutnya tanaman sorgum, merupakan  tanaman serealia dengan kandungan karbohidrat yang setara padi dan biji sorgum mengandung protein, vitamin B dan zat besi yang lebih tinggi dari beras. sorgum dapat membantu mengatasi masalah kekurangan zat gizi pada sebagian masyarakat Indonesia serta sorgum sebagai alternatif solusi dalam krisis pangan.

Indonesia memiliki sentra sorgum yang cukup luas yaitu sebesar 4.355 ha yang tersebar di provinsi NTT sebesar 3.400 ha, provinsi Jawa Barat sebesar 488 ha, provinsi Kalimantan barat sebesar 305 ha, provinsi Jawa Timur sebesar 200 ha, provinsi Jawa Tengah sebesar 120 ha, provinsi NTB sebesar 100 ha. Sehubungan dengan luas lahan sorgum tersebut, maka produktivitas sorgum nasional per tahun mencapai 2 – 3 ton/ha sedangkan produktivitas sorgum dunia rata-rata 2,7 ton/ha.

Keunggulan dan kekurangan komoditi sorgum dengan gandum dan beras yaitu keunggulan sorgum mempunyai protein tinggi mirip terigu (11%), adaptasi lahan tinggi, bisa diratun umur pendek, hama sedikit & biaya produksi rendah sedangkan kekurangan sorgum yaitu penyosohan lebih sulit daripada beras, mengandung tanin, rasa sepat dan Gluten free.

Terpopuler