Blusukan Pasar Tradisional, Polsek Banjarejo Blora Ingatkan Warga Waspada Upal

Untuk menjaga kondusifitas wilayah di kabupaten Blora Jawa Tengah menjelang perayaan Natal 2021 dan Tahun Baru 2022. Polres Blora menggencarkan Kegiatan Rutin Yang Ditingkatkan, (KRYD).

Kegiatan seperti penjagaan dan patroli lebih ditingkatkan pada jam rawan dan lokasi keramaian masyarakat selama 24 jam.

Selain untuk antisipasi gangguan kamtibmas seperti curas, curat, dan curanmor. Patroli kepolisian juga mengingatkan warga tentang protokol kesehatan karena saat ini pandemi Covid-19 masih mengancam.

Kegiatan KRYD dilakukan di seluruh jajaran Polsek di 16 kecamatan di kabupaten Blora. Seperti yang dilakukan oleh Polsek Banjarejo, Selasa, (21/12/2021). Satu regu patroli Polsek blusukan pasar untuk patroli kamtibmas. Sasaran patroli adalah para warga pengunjung pasar, penjual dan para pembeli.

“Kita ingatkan warga agar tetap hati hati dan waspada. Terutama dalam membawa barang berharga seperti uang, perhiasan, hand phone serta dalam parkir kendaraan,” ucap Kapolsek Banjarejo Iptu Sumaryono, S.H, M.H.

Lebih lanjut mantan Kapolsek Bogorejo ini menyampaikan bahwa KRYD dilakukan adalah sesuai dengan instruksi Kapolres Blora AKBP Wiraga Dimas Tama,SIK dengan tujuan utama untuk menciptakan kondusifitas wilayah jelang Natal dan Tahun Baru 2022. “Tak lupa kita ingatkan warga agar waspada terhadap peredaran uang palsu. Harus jeli dan teliti saat bertransaksi, jika ada uang yang mencurigakan jangan diterima,” tandas Kapolsek.

Masih tambah Iptu Sumaryono, pihaknya sengaja menyasar pasar tradisional karena sebagian besar penjual di pasar belum menggunakan alat pendeteksi uang palsu, untuk itulah petugas Polisi datang mengingatkan.

“Harapannya semoga situasi tetap aman dan kondusif. Dan tak lupa kita ajak warga agar selalu disiplin protokol kesehatan, karena pandemi Covid-19 masih ada,” pungkasnya.

Kemudian menyikapi situasi cuaca dewasa ini, Kapolsek Iptu Sumaryono mengajak warga agar tetap waspada terhadap bencana alam apalagi bagi masyarakat yang berdomisili dikawasan rawan bencana seperti desa di dekat hutan ataupun di bawah perbukitan dan kawasan bantaran sungai besar.